Cara Menulis Soft Skill dan Hard Skill di Resume

post-thumb

URUS.MY.ID - Saat menulis resume, salah satu bagian terpenting yang harus kamu perhatikan adalah bagaimana kamu menyajikan keterampilanmu. Keterampilan ini terbagi menjadi dua kategori besar: soft skill dan hard skill. Meskipun kedua jenis keterampilan ini sama-sama penting, cara menuliskannya di resume bisa mempengaruhi seberapa menarik resume kamu di mata perekrut. Mari kita bahas lebih dalam bagaimana cara menulis soft skill dan hard skill di resume, apa saja contohnya, dan bagaimana kedua jenis keterampilan ini bisa dikembangkan.


Daftar Isi:

  1. Apa Itu Soft Skill dan Hard Skill?
  2. Contoh Soft Skill dan Hard Skill
  3. Soft Skill dan Hard Skill di Berbagai Level Pekerjaan
  4. Cara Menulis Soft Skill dan Hard Skill di Resume
  5. Cara Meningkatkan Soft Skill
  6. Definisi Soft Skill dan Hard Skill Menurut Para Ahli

Apa Itu Soft Skill dan Hard Skill?

 

Sebelum membahas cara menulis keterampilan ini di resume, penting untuk memahami perbedaannya.

Soft skill adalah keterampilan yang berkaitan dengan perilaku, kemampuan berkomunikasi, dan kualitas kepribadian yang mempengaruhi cara kamu berinteraksi dengan orang lain. Ini termasuk kemampuan bekerja sama, kreativitas, kepemimpinan, dan empati.

Sebaliknya, hard skill adalah keterampilan teknis atau kemampuan spesifik yang bisa diukur dan diajarkan, seperti penguasaan bahasa pemrograman, penggunaan perangkat lunak, atau kemampuan berbicara bahasa asing.

 

Soft Skill Adalah …

Soft skill adalah kemampuan non-teknis yang mempengaruhi cara kamu bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. Contohnya, kemampuan berpikir kritis atau berkolaborasi dengan tim. Soft skill sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern, di mana kemampuan untuk beradaptasi dan berkomunikasi sama pentingnya dengan keahlian teknis.

 

Hard Skill Adalah …

Hard skill merujuk pada kemampuan teknis atau spesifik yang bisa diukur. Misalnya, keahlian menggunakan perangkat lunak desain grafis atau kemampuan mengoperasikan mesin tertentu. Hard skill dapat diukur dengan sertifikasi atau tes keterampilan.


Contoh Soft Skill dan Hard Skill

 

Banyak orang mungkin bingung antara soft skill dan hard skill. Berikut ini adalah beberapa contoh dari masing-masing kategori untuk memberikan gambaran yang lebih jelas:

 

Contoh Soft Skill:

  1. Komunikasi efektif
  2. Kerja sama tim
  3. Kepemimpinan
  4. Manajemen waktu
  5. Penyelesaian masalah
  6. Berpikir kritis
  7. Adaptabilitas
  8. Kreativitas
  9. Empati
  10. Disiplin
  11. Negosiasi
  12. Ketahanan mental
  13. Keterampilan interpersonal
  14. Keterampilan presentasi
  15. Kecerdasan emosional
  16. Berpikir strategis
  17. Pengambilan keputusan
  18. Berpikir analitis
  19. Fleksibilitas
  20. Kemampuan mendengarkan

 

Contoh Hard Skill:

  1. Penguasaan Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint)
  2. Kemampuan bahasa asing
  3. Penguasaan software desain grafis (Adobe Photoshop, Illustrator)
  4. Koding (HTML, CSS, Python, JavaScript)
  5. Analisis data (SQL, R, Python)
  6. Penggunaan CRM (Customer Relationship Management)
  7. Search Engine Optimization (SEO)
  8. Digital Marketing
  9. Menulis konten
  10. Akuntansi
  11. Manajemen proyek (Microsoft Project, Asana, Trello)
  12. Penggunaan perangkat lunak ERP (SAP)
  13. Pemrograman aplikasi seluler
  14. Pembuatan laporan keuangan
  15. Editing video
  16. Teknik jaringan komputer
  17. Pengelolaan cloud (AWS, Google Cloud)
  18. Analisis statistik
  19. Riset pasar
  20. Fotografi

Soft Skill dan Hard Skill di Berbagai Level Pekerjaan

 

Setiap level pekerjaan, mulai dari frontliner atau entry level hingga top level, membutuhkan kombinasi soft skill dan hard skill yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh keterampilan yang dibutuhkan di setiap level pekerjaan.

 

1. Frontline

Pekerjaan frontliner seperti customer service atau sales representative membutuhkan keterampilan komunikasi dan penanganan pelanggan yang kuat.

  • Soft Skill yang Dibutuhkan: Komunikasi, penyelesaian masalah, empati, kemampuan mendengarkan, manajemen waktu.
  • Hard Skill yang Dibutuhkan: Penggunaan software CRM, penguasaan produk, pemahaman SOP layanan pelanggan, pengetahuan tentang manajemen keluhan.

 

2. Mid Level

Di level mid level seperti supervisor atau manajer proyek, kemampuan untuk mengelola tim dan membuat keputusan penting menjadi fokus utama.

  • Soft Skill yang Dibutuhkan: Kepemimpinan, manajemen waktu, berpikir kritis, pengambilan keputusan, kemampuan bernegosiasi.
  • Hard Skill yang Dibutuhkan: Penggunaan software manajemen proyek (Asana, Trello), budgeting, analisis data, perencanaan strategis.

 

3. Top Level

Pekerjaan di level top level seperti CEO atau direktur membutuhkan kemampuan berpikir strategis dan mengelola keseluruhan operasi perusahaan.

  • Soft Skill yang Dibutuhkan: Kepemimpinan visioner, kemampuan berpikir strategis, manajemen konflik, pengambilan keputusan besar, ketahanan mental.
  • Hard Skill yang Dibutuhkan: Analisis keuangan, pengetahuan pasar global, manajemen risiko, hukum bisnis, penguasaan ERP tingkat lanjut (SAP).

Cara Menulis Soft Skill dan Hard Skill di Resume

 

Ketika menulis soft skill dan hard skill di resume, kamu perlu menyesuaikannya dengan pekerjaan yang kamu lamar. Pastikan keterampilan yang kamu tulis relevan dengan posisi yang diinginkan. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

  1. Pisahkan Soft Skill dan Hard Skill: Sebutkan keterampilan ini dalam dua bagian yang terpisah, seperti "Keterampilan Teknis" untuk hard skill dan "Keterampilan Pribadi" untuk soft skill. Dengan cara ini, perekrut bisa langsung melihat kategori mana yang menjadi kekuatanmu.
  2. Buat Daftar yang Spesifik: Jangan hanya menulis "komunikasi" sebagai soft skill, tapi jelaskan lebih rinci, seperti "komunikasi verbal dan tertulis yang efektif." Hal yang sama berlaku untuk hard skill—jelaskan software atau alat spesifik yang kamu kuasai, misalnya "Penguasaan Adobe Photoshop."
  3. Sesuaikan dengan Pekerjaan: Pastikan kamu menyesuaikan daftar soft skill dan hard skill yang relevan dengan deskripsi pekerjaan yang kamu lamar. Ini membuat resume kamu lebih relevan di mata perekrut.
  4. Berikan Contoh Nyata: Sebutkan situasi atau proyek di mana kamu menggunakan keterampilan tersebut. Misalnya, jika kamu menyebutkan soft skill seperti "kepemimpinan," berikan contoh proyek tim yang pernah kamu pimpin. Ini menunjukkan bahwa keterampilan tersebut bukan hanya klaim, tapi benar-benar telah diterapkan.

Ingin tahu lebih lanjut tentang bagaimana cara menulis soft skill dan hard skill di resume? Baca panduan lengkapnya di cara menulis soft skill dan hard skill di resume.


Cara Meningkatkan Soft Skill

 

Soft skill bisa dikembangkan dan dilatih seiring waktu. Beberapa cara untuk meningkatkan soft skill meliputi:

  • Mengikuti Pelatihan Soft Skill: Banyak perusahaan dan platform online yang menawarkan kursus pengembangan soft skill. Misalnya, kursus kepemimpinan atau manajemen waktu.
  • Praktik dalam Kehidupan Sehari-Hari: Keterampilan seperti komunikasi dan kerja sama tim bisa kamu latih dalam interaksi harian, baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosial.
  • Mendapatkan Umpan Balik: Mintalah feedback dari kolega atau atasanmu untuk memahami area mana yang bisa kamu tingkatkan.

Definisi Soft Skill dan Hard Skill Menurut Para Ahli

 

Menurut pakar psikologi Daniel Goleman, soft skill seperti kecerdasan emosional memainkan peran besar dalam kesuksesan seseorang di tempat kerja. Di sisi lain, Peter Drucker, seorang ahli manajemen, menekankan pentingnya hard skill untuk efisiensi dan hasil nyata.

Kedua jenis keterampilan ini saling melengkapi. Perusahaan yang sukses tidak hanya mengandalkan hard skill dari karyawannya, tetapi juga menghargai soft skill yang membantu menciptakan budaya kerja yang sehat dan produktif.


Kesimpulan

Kombinasi soft skill dan hard skill adalah kunci sukses di dunia kerja. Penting untuk menulis kedua jenis keterampilan ini secara jelas di resume agar bisa menarik perhatian perekrut. Dengan terus mengasah keterampilan ini, kamu bisa meningkatkan peluang untuk berkembang dalam karir.

Untuk informasi lebih lanjut tentang pengembangan karier dan tips seputar dunia kerja, kunjungi URUS.